Senin, 08 Oktober 2018

SISTEM BILANGAN



Nama :  Ilham Muhamad Akbar 
NPM :  13415282
Mata Kuliah : Organisasi & Arsitektur Komp
Dosen : Dr. Ir. Hartono Siswono, M.T.
SISTEM BILANGAN

TUJUAN :
1.      Memahami pengertoan dari sistem bilangan
2.      Memahami jenis-jenis dari sistem bilangan diantarnya yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16).
3.      Memahami sistem bilangan binari berupa bentuk penjumlahan, pengurangan, komplemen 1 & 2, perkalian dan pembagian bilangan binari.
4.      Memahami konversi basis bilangan: konversi bilangan desimal ke sistem bilangan lain, konversi basis bilangan lain ke bilangan desimal, konversi basis bilangan ke basis bilangan lain.
5.      Memahami Kode Bilangan : BCD code, excess-3 (XS3) code , gray code, ASCII Code
MATERI :
1.1.      Pengertian Sistem Bilangan
Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16).

1.1.1.  Desimal (Basis 10)
Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa sistem ini berbasis 10 dan mempunyai 10 simbol yaitu dari angka 0 hingga 9. Setiap tempat mempunyai nilai kelipatan dari 10 0, 10 1, 10 2, dst . Penulisan bilangan terbagi dalam beberapa tempat dan banyaknya tempat tergantung dari besarnya bilangan. Setiap tempat mempunyai besaran tertentu yang harga masing-masing tempat secara urut dimulai dari kanan.
Adapun contoh dari sistem bilangan desimal adalah sebagai berikut :
Angka desimal 10932
Kebiasaan sehari-hari harga suatu bilangan desimal dituliskan dalam bentuk yang mudah sbb :
10932       = 1 . 10000 + 0. 1000 + 9 . 100 + 3 . 10 + 2 . 1
                              = 1 . 10 4 + 0. 103 + 9 . 10 2 + 3 . 10 1 + 2 . 10 0

1.1.2.   Biner (Basis2)
Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1. Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Sistem biner dipakai untuk sinyal elektronik dan pemrosesan data.
Adapun contoh dari sistem bilangan biner adalah sebagai berikut :
Dari gambaran di atas seperti halnya pada sistem desimal, cara penulisannya dapat dinyatakan secara langsung sbb :
10101
=
1
.
2 4
+ 0. 23
+ 1 . 2 2
+ 0 . 2 1
+ 1 . 2 0
Dual
=
1
. 16
+ 0. 8
+ 1.  4
+ 0 . 2
+ 1 . 1
                =   21 ( desimal )
Setiap tempat pada bilangan biner mempunyai kelipatan 2 0, 2 1, 2 2, 2 3 dst. yang dihitung dari kanan kekiri. Selanjutnya kita juga dapat merubah bilangan desimal ke bilangan biner atau sebaliknya dari bilangan biner ke bilangan desimal.
1.1.3.   Oktal (Basis 8)
Oktal (basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan setiap nilai tempat mempunyai kelipatan 8 0, 8 1, 8 2, 8 3, 8 4, dst.
Adapun contoh dari sistem bilangan oktal adalah sebagai berikut :
3174(8)


=
3.
83
+ 1 . 8 2

+ 7 . 8 1   + 4 . 8 0






=
3.
512
+ 1 . 64

+ 7 . 8
+ 4 . 1

3174(8)


=
1660 (10)






















1.1.4.   Hexadesimal (Basis 16)
Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili angka 11 dan seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.
Adapun contoh dari sistem bilangan hexadesimal adalah sebagai berikut :
 











1.2.      Sistem Bilangan Binari
Sistem bilangan binari adalah sistem bilangan yang menggunakan basis 2. Sistem bilangan binari menggunakan 2 macam simbol yaitu : 0 dan 1. Contoh, bilangan binari 101101 dapat dilihat nilainya dalam sistem bilangan desimal menggunakan rumus diatas sebagai berikut :

1.2.1.   Penjumlahan Bilangan Binari
Pertambahan atau penjumlahan pada sistem bilangan binari dilakukan dengan cara yang sama dengan penjumlahan pada sistem bilangan desimal. Dasar pertambahan/penjumlahan pada masing-masing digit bilangan binari adalah sebagai berikut :
Adapun contoh dari penjumlahan sistem bilangan adalah sebagai berikut :
1.2.2.   Pengurangan Bilangan Binari
Pertambahan atau penjumlahan pada sistem bilangan binari dilakukan dengan cara yang sama dengan penjumlahan pada sistem bilangan desimal. Dasar pertambahan/penjumlahan pada masing-masing digit bilangan binari adalah sebagai berikut :
Adapun contoh dari pengurangan sistem bilangan adalah sebagai berikut :
1.2.3.   Komplemen 1 dan 2
Komplemen satu dan dua adalah salah satu langkah untuk mencari bilangan positif dan negatif dalam bilangan aritmatika.
Adapun contoh dari komplemen 1 dan 2 adalah sebagai berikut :
Cari komplemen dua dari +14 dan -14
Penyelesaian :
Pada bilangan positif, komplemen dua adalah sama dengan sistem yang menunjukkan tanda besarnya bilangan atau sama dengan bilangan asli, yaitu :
+ 14 = [0] 001110
Untuk mencari komplemen dari -14, pertama kali diawali dengan membuat komplemen satu dari +14 kemudian menambahkan 1 pada LSBnya. Komplemen 1 dari 1 adalah 0 dan komplemen 1 dari 0 adalah 1. Jadi komplemen 1 dari suatu bilangan biner didapat dengan mengubah semua bit 0 menjadi 1 dan bit 1 menjadi 0, sehingga :
+ 14 = [0] 001110
Komplemen 1 = [1] 110001 {mengubah 1 menjadi 0 dan 0 menjadi 1}
Komplemen 2 = {komplemen 1 ditambah 1}
                        = [1] 110001 + 1
= [1] 110010
jadi, -14 = [1] 110010

1.2.4.      Perkalian Bilangan Binari
Perkalian pada sistem bilangan binari dilakukan dengan cara yang sama dengan perkalian pada sistem bilangan desimal. Dasar perkalian untuk masing-masing digit pada sistem bilangan binari adalah sebagai berikut :
Adapun contoh dari perkalian bilangan binari adalah sebagai berikut :

Perhatikan, ada 2 keadaan dalam perkalian pada sistem bilangan binari yaitu :
  • Jika pengali adalah bilangan 1, maka cukup disalin saja.
  • Jika pengali adalah bilangan 0, maka hasilnya semuanya 0.
1.2.5.      Pembagian Bilangan Binari
Pembagian pada sistem bilangan binari juga dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pembagian bilangan desimal. Pembagian dengan 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pembagian pada sistem bilangan binari adalah sebagai berikut :
Adapun contoh dari pembagian bilangan binari adalah sebagai berikut :
1.3.         Konversi Basis Bilangan
1.3.1.   Konversi Bilangan Desimal Ke Sistem Bilangan Lain     
Sistem bilangan desimal secara mudah dapat dirubah dalam bentuk sistem bilangan yang lain. Ada banyak cara untuk melakukan konversi bilangan, proses yang paling mudah dan sering digunakan untuk memindah bentuk bilangan adalah “ Proses Sisa “. Tabel di bawah memperlihatkan bilangan 0 sampai 22 basis 10 ( desimal ) dalam bentuk bilangan berbasis 2 ( biner ), berbasis 8 ( Oktal ) dan berbasis 16 ( Heksadesimal ).
Contoh :
1.      83(10)=             (2)
            83(10) = 1010011(2)
2.      1059(10) =                     (8)
            1059(10) = 2043(8)
3.      10846(10) =                   (16)
            10846(10) =       2A5E (16)
1.3.2.   Konversi Basis Bilangan Lain ke Bilangan Desimal
Untuk merubah satu sistem bilangan ke bilangan desimal, cukup dengan mengalikan masing-masing angka dengan basis yang pangkatnya sesuai dengan tempat masing-masing. Hasil penjumlahan merupakan bilangan desimal yang dicari.
Contoh :
1.      10101010(2) =             (10)
10101010(2) = 170      (10)
2.      4327(8) =                      (10)
4327(8) =          2263    (10)
3.      B3C9(16) =                         (10)
B3C9(16) =         46025   (10)
1.3.3.   Konversi Basis Bilangan Ke Basis Bilangan Lain
        Untuk merubah dari satu sistem bilangan ke sistem bilangan yang lain memerlukan dua langkah. Pertama kita rubah sistem bilangan yang lama ke bilangan desimal kemudian dari bilangan desimal dirubah ke sistem bilangan yang diinginkan.
Contoh :
1.      101101(2) =                  (16)
Langkah pertama
Langkah kedua
101101(2) =      2D       (16)
2.      2FC(16) =                      (2)
Langkah pertama
Langkah kedua
2FC(16) =          1011111100    (2)

1.4.         Kode Bilangan
1.4.1.   BCD Code
Kode BCD (Binary  Codec Decimal) adalah kode yang paling sederhana karena pada dasarnya kode BCD merupakan konversi dari desimal ke biner. Kode BCD standar disebut juga kode 8421. Setiap desimal dikodekan dengan satu angka BCD yang terdiri dari 4 bit.

Decimal
Kode BCD 8,4,2,1
0
0000
1
0001
2
0010
3
0011
4
0100
5
0101
6
0110
7
0111
8
1000
9
1001

1.4.2.   Excess-3 (XS3) Code
Kode XS3 dapat diperoleh dengan cara menambahkan 3 (0011) kepada kode BCD standar. Kode XS3 memiliki sifat self complementing. Maksudnya apabila XS3 dikomplemenkan akan menghasilkan komplemen dalam desimal.

Decimal
Kode XS3
0
0011
1
0100
2
0101
3
0110
4
0111
5
1000
6
1001
7
1010
8
1011
9
1100

1.4.3.   Gray Code
Kode Gray berdasarkan nama Frank Gray, adalah urutan sistem bilangan biner dengan dua nilai berturut-turut berbeda dalam satu bit (digit biner). Kode Gray pada awalnya dirancang untuk mencegah keluaran palsu dari sakelar elektromekanik. Saat ini, kode Gray banyak digunakan untuk memfasilitasi koreksi kesalahan dalam komunikasi digital seperti televisi digital terestrialdan beberapa sistem kabel TV .

Desimal
Biner
Gray
0
0000
0000
1
0001
0001
2
0010
0011
3
0011
0010
4
0100
0110
5
0101
0111
6
0110
0101
7
0111
0100
8
1000
1100
9
1001
1101
10
1010
1111
11
1011
1110
12
1100
1010
13
1101
1011
14
1110
1001
15
1111
1000

1.4.4.      ASCII Code - American Standard Code For Information Interchange
Dalam bidang mikrokomputer ASCII-Code mempunyai arti yang sangat khusus, yaitu untuk mengkodekan karakter ( Huruf, Angka dan tanda baca yang lainnya ). Code-code ini merupakan code standard yang dipakai oleh sebagian besar sistem mikrokomputer. Selain huruf, angka dan tanda baca yang lain ada 32 ( mis ACK, NAK dsb. ) merupakan kontrol untuk keperluan transportasi data. Di bawah ini adalah tabel 7 bit ASCII Code beserta beberapa penjelasan yang diperlukan.


sumber :
C:\Users\IdeaPAD\Downloads\Documents\sistem-bilangan.pdf
http://faiqrasta.blogspot.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_Gray



Tidak ada komentar:

Posting Komentar